Excavator merupakan salah satu alat berat paling vital dalam industri konstruksi, pertambangan, perkebunan, hingga proyek infrastruktur besar. Dengan fungsi utama untuk menggali, mengangkat, memindahkan, dan meratakan material, alat berat excavator ini memang bekerja dalam kondisi yang keras dan penuh tekanan. Karena itu, unit ini rentan mengalami keausan dan kerusakan jika tidak dirawat dengan baik. Mengetahui tanda-tanda kerusakan sejak dini menjadi langkah penting untuk mencegah downtime, mengurangi biaya perbaikan besar, dan menjaga produktivitas proyek.
Kerusakan besar pada excavator hampir selalu diawali oleh gejala ringan yang sering diabaikan. Operator dan teknisi harus mampu mengenali tanda-tanda awal tersebut agar dapat mengambil tindakan cepat sebelum masalah berkembang menjadi kerusakan fatal. Artikel ini membahas cara mengidentifikasi kerusakan awal pada excavator dengan pendekatan yang mudah dipahami, namun tetap akurat secara teknis.
Cara Menganalisis Tanda Kerusakan pada Alat Berat Excavator
1. Mendengarkan Suara Mesin yang Tidak Normal
Suara mesin adalah indikator paling mudah untuk mendeteksi kerusakan awal pada excavator. Mesin diesel seharusnya menghasilkan suara halus dan konsisten. Bila terdengar suara ketukan (knocking), gesekan, bunyi logam bergesek, atau suara tidak biasa lainnya, ini bisa menjadi tanda:
- Valve atau injector tidak bekerja optimal
- Timing mesin tidak tepat
- Fan belt longgar
- Bearing aus
- Tekanan bahan bakar tidak stabil
Gejala mesin yang berisik biasanya muncul sebelum mesin kehilangan tenaga. Jika operator peka terhadap perubahan suara mesin, banyak potensi kerusakan bisa dicegah lebih awal.
2. Mendeteksi Getaran Abnormal pada Unit
Excavator memang bekerja dengan getaran, tetapi getaran yang berlebihan adalah tanda masalah pada komponen mekanis atau hidrolik. Getaran abnormal dapat berasal dari:
- Mounting engine aus
- Track atau roller rusak
- Swing bearing mengalami keausan
- Attachment longgar
- Fan belt tidak seimbang
Jika getaran terasa lebih kuat di kabin atau saat boom dioperasikan, segera lakukan pemeriksaan. Getaran yang dibiarkan lama dapat merusak rangka, kabin, serta mempercepat keausan komponen lainnya.
3. Memeriksa Sistem Hidrolik yang Melemah atau Tidak Stabil
Sistem hidrolik adalah “nyawa” excavator. Ketika hidrolik bermasalah, semua fungsi alat akan terganggu. Tanda-tanda awal kerusakan hidrolik meliputi:
- Gerakan boom, arm, atau bucket tersendat
- Swing terasa kasar
- Pergerakan menjadi lambat atau kehilangan tenaga
- Oli hidrolik berbuih atau berubah warna
- Suara “hissing” dari valve atau pompa
Masalah ini bisa disebabkan oleh filter tersumbat, kebocoran kecil pada selang, atau pompa hidrolik mulai aus. Deteksi dini dapat mencegah kerusakan besar pada pompa, valve block, atau cylinder.
4. Mengamati Kebocoran Oli, Solar, atau Air Radiator
Kebocoran adalah gejala awal paling sering muncul pada excavator. Meskipun terlihat sepele, kebocoran kecil dapat berkembang menjadi kerusakan yang lebih besar. Beberapa lokasi kebocoran yang harus diperiksa:
- Selang hidrolik
- Fitting selang
- Cylinder boom atau arm
- O-ring pada valve
- Tangki solar
- Radiator atau pipa pendingin
Jika ditemukan tetesan oli atau area basah yang tidak biasa, segeralah lakukan pemeriksaan menyeluruh. Kebocoran pada sistem hidrolik dapat menyebabkan loss pressure dan menurunkan performa excavator secara drastis.
5. Memperhatikan Perubahan pada Sistem Pendingin
Overheating adalah penyebab umum kerusakan mesin. Tanda awalnya sering kali terlihat dari:
- Temperatur mesin naik lebih cepat dari biasanya
- Radiator sering kehabisan air
- Kipas pendingin tidak bekerja optimal
- Radiator tersumbat debu atau lumpur
- Thermostat macet
Jika indikator temperatur sering melonjak, jangan memaksakan mesin bekerja. Kerusakan pada sistem pendingin bisa menyebabkan cylinder head bengkok, piston macet, hingga mesin jebol.
6. Pemeriksaan Undercarriage untuk Menghindari Kerusakan Besar
Undercarriage mencakup track, roller, idler, sprocket, dan track shoe, dan merupakan komponen dengan biaya perawatan paling tinggi pada excavator. Gejala awal kerusakan meliputi:
- Track sering lepas
- Roller mengeluarkan suara keras
- Track shoe retak atau patah
- Ketegangan track tidak stabil
- Sprocket aus tidak merata
Jika salah satu komponen undercarriage rusak, beban operasi menjadi tidak seimbang dan mempercepat keausan komponen lainnya. Deteksi sejak dini dapat menghemat biaya perawatan puluhan juta rupiah.
7. Mengamati Performa Attachment
Bucket, breaker, grapple, maupun auger dapat menunjukkan gejala kerusakan awal seperti:
- Pin dan bushing mulai longgar
- Bucket goyang saat menggali
- Breaker kehilangan tenaga pukul
- Attachment tidak lurus atau mengalami bending
Attachment yang longgar bukan hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga merusak komponen boom dan stick.
8. Mengecek Indikator Dashboard Excavator
Dashboard excavator modern dilengkapi berbagai sensor untuk memantau kondisi alat. Lampu peringatan seperti:
- Oil pressure warning
- Hydraulic temp warning
- Engine check
- Fuel pump warning
adalah sinyal penting yang tidak boleh diabaikan. Banyak operator menganggap lampu indikator sebagai gangguan, padahal indikator tersebut membantu mendeteksi kerusakan dini sebelum alat benar-benar mati.
9. Mengamati Penurunan Tenaga Mesin atau Hidrolik
Penurunan tenaga mesin merupakan gejala serius. Penyebabnya bisa dari:
- Filter solar kotor
- Pompa solar melemah
- Injector tersumbat
- Turbocharger bermasalah
- Kompresi mesin menurun
Jika excavator terasa “lemot”, terutama saat menggali material keras, pemeriksaan segera diperlukan.
10. Mencium Bau Tidak Biasa dari Kabin atau Area Mesin
Bau gosong atau bau oli terbakar adalah tanda adanya:
- Kabel konsleting
- Oli menetes ke bagian panas
- Rem swing overheat
- Fan belt bergesekan
Indikasi ini sering dianggap remeh, padahal bisa memicu kebakaran atau kerusakan komponen penting.
Kesimpulan
Mengidentifikasi kerusakan awal pada alat berat excavator merupakan langkah penting untuk mencegah kerusakan besar, menjaga produktivitas, dan mengurangi downtime proyek. Kerusakan besar hampir selalu diawali oleh tanda-tanda kecil seperti suara mesin tidak normal, getaran berlebih, performa hidrolik melemah, kebocoran oli, overheating, hingga indikasi pada dashboard. Dengan peka terhadap gejala ini, operator dan teknisi dapat mengambil tindakan perawatan lebih cepat sebelum masalah berkembang menjadi kerusakan serius.
Pemeriksaan rutin pada mesin, hidrolik, undercarriage, attachment, serta sistem pendingin sangat membantu dalam menemukan sumber kerusakan sejak awal. Selain itu, kebiasaan operator dalam mengamati perubahan perilaku alat juga berperan besar dalam menjaga keandalan excavator. Secara keseluruhan, deteksi dini bukan hanya meningkatkan umur pakai excavator, tetapi juga memastikan pekerjaan tetap berjalan aman, stabil, dan efisien di lapangan.
